Siapa yang bisa dipegang kata katanya, siapa yang bisa menjaga sebuah kepercayaan.
Aku ingin bertemu, aku ingin menceritakan sebuah rahasia besar tentang mencintai.
Aku ingin menitipkan sebuah kalimat rindu kepada seseorang. andai bila suatu saat usiaku terputus dan kata kata itu tak sampai maka betapa ruginya aku memendam cinta sampai keliang lahat.
Andai hujan malam ini bercerita tentang kepedihan maka malam sebagai tirai tameng air mata.
pohon beringin didekatku masih lurus dan tegap, ku biarkan saja ia menyaksikan linangan air mataku, betapa ingin rahasia ini kuungkapakn namun ia berupa rasa. Mudah dirasa namun tidak jika diungkapkan.

Bukan ini yang sebenarnya yang kuinginkan, merencanakan pertemuan lalu membatalkan sepihak.
dewasa katamu,
kata itu terlintas begitu saja setelah banyak waktu yang kuhabiskan untuk berfikir.
Kita sedang tak saling bicara, namun ada tradisional komunikasi yang membuat kita selalu tersambung. Namun disetiap kata yang keluar dariku kamu hanya diam berfikir namun tak mengutarakan inginmu. lambat laun fikiran itu muncul dengan sendiri, bahwa kamu tidak punya kata yang cukup pantas untuk menolak sebuah pertemuan. Dan akhirnya diam adalah bahasa paling indah untuk membuatku membubu dan kebingungan. pada akhirnya kata dewasa seolah menjadi kata kunci bahwa memang semua ini telah menjadi keinginan sepihak. aku ingin ini untuk mendapatkan itu. Dan kamu tak membuka dan menutup jalan. Andai suatu saat ini terbaca, maka inilah mengapa aku membatalkan sebuah pertemuan. Dan aku hanya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, dari sekian banyak kata yang keluar berharap satu kalimat dapat kamu pahami.

Ini dia hal terbaik buat kita saat ini begitu juga esok hari.
Saling melepaskan genggaman lalu berjalan pada arah yang  berbeda. Tujuan kita adalah satu. Namun corak untuk menemukan tujuan itu sangat berlimpah hingga kita memilih untuk berada pada pilihan yang berbeda. Andai kamu lebih nyaman berjalan di malam hari maka biarlah aku yg berjalan di pagi hari.
Kita sedang bersama sama berada dalam labirin. Mencari sebuah jalan untuk menemukan  setitik cahaya terang yang akan menjadi lampu pandu kita berjalan kedepan.
Sambil lalu aku berbicara pada bayangan semu
"Tau nggak Aku masih mengelilingi labirin ini terus menerus berharap pada putaran yang kesekian aku bertemu denganmu".
sekali lagi aku ingin tangan yang sedang kedinginan ini akan mendapatkan kehangatan dari genggaman hangat tanganmu. Aku juga ingin mengajakmu bersama sama menemukan cahaya itu.
Namun satu hal yang selalu kuingat seorang pemenang tidak pernah takut untuk berkorban, kehilangan, bahkan merasakan sakit pada titik terdalam.
dan sekarang kamu adalah orang yang sangat keras kepala untuk menjadi pemenang. Apa kamu juga berlaku demikian tidak pernah takut terhadap apa saja, termasuk kehilangan bahkan melepaskan.