orang yang membuatku takluk di hadapan cinta
menangis tanpa beban
tertawa tanpa batas
marah tanpa kendali
dan aku, orang yang selalu
berdoa atas kebaikanmu
ingin meilhat hidupmu hanya
memandang kedepan
tanpa tersandung krikil sekalipun
meskipun mustahil, tapi selaluku semogakan
tidak harus waktu berbalik
arah, dan aku harus berkata “andai saja”
biarkan saja waktu berlari dan
berjalan mengganti masa
hingga, disaatnya tepat masa
itu akan mempertemukan
dua lawan jenis, yang telah
lama tak saling bertegur sapa
dan ahirnya mencairkan rindu yang sejak lama mengkristal
dan akhirnya,
selama-lamanya bersama dalam sakral cinta yang
sebenarnya
dulu aku ingin membangun sebuah kerajaan terbesar diatas kehidupan fana
disana, aku akan hidup bersama seseorang. yang mana adalah orang yang memiliki makna penting
tidak hanya bagiku tetapi juga masa depanku. ada bencana gempa waktu itu. cukup besar. dan aku tidak berhasil menyelamatkanya. entah kenapa tubuhku terdiam melihatnya ditimpa bangunan besar. aku tak menangis juga tak berkata apapun.. bukan berarti aku tak sayang, tak cinta dan juga bukan berarti aku benci. hanya saja aku ingin. aku berpikir ribuan kali agar menemukan alasan yang tepat. mengapa aku begini?. tapi alasan itu tak muncul jua, dan aku kecewa. aku kecewa karena telah membuat pikiranku tersesat didalam diriku. bertahun-tahun lamanya aku terus memikirkanya. tak kunjung aku menemukan jawaban.
pada suatu hari, seolah takdir telah menuntun kejalan itu. setelah aku diterima bekerja dan pindah lokasi dari tempat tinggalku untuk waktu yang terbilang saingkat. aku mendapat banyak pelajaran disana.
aku bertemu seorang wanita yang baik dan memberikan banyak kenangan, pengajaran, dan pengalaman. dia adalah solusi hidupku yang berputar ditempat selama ini. ia mengajarkan aku bagaimana cara melangkah walalupun dengan setengah hati dan kaki pincang. "jangan berlari" katanya," nanti kamu kecapaean dan akhirnya kamu akan berhenti sebelum kamu sampai tujuanmu. berjalan saja asalkan jangan berhenti. dan berhentilah setelah kamu sampai bukan pada saat kamu merasa lelah"
pada saat bekerja aku selalu berusaha tampil menarik dan rapi, agar satu diantara sekian banyak kariawan yang menyaksikanku sebagai kariawan baru akan mengingatku. boleh sebagai kariawan cantik, juga tidak apa-apa sebagai kariawan konyol. asalkan selama itu akan memberikan kesan baik untuk mereka. pada saat itu aku bertemu beberapa orang lagi, dengan jenis kelamin yang berbeda dariku. setiap mereka adalah datang dengan cerita mereka sendiri. bagiku, aku adalah stasiun transit untuk melanjutkan perjalanan ke rute selanjutnya. bersama mereka. aku berkenalan, berbicara dan memiliki ketertarikan satu sama lain. waktu tersusun dengan sangat rapi. sehingga alur ceritanya mengalir indah.
dan dia yang kutinggalkan adalah bukan hakku. dia tidak menjadi takdirku. kami hanya kebetulan berada dilokasi transit yang sama lalu aku jatuh cinta dan hanya karena aku suka rindu setiap kali tidak melihatnya, lalu dengan mudah aku menyatakan kesimpulan bahwa aku menyanginya, aku mencintainya. namun, saat itu belum aku pelajari lagi dari novelis cinta. bahwa yang disebut cinta itu adalah demikian seperti yang terjadi padaku. karena jika itu cinta ia takan lenyap semudah itu membalikan telapak tangan, takan pudar oleh jarak yang menghukum waktu, dan takan sirna karena kemilau yang lain. cinta adalah cinta ia harusnya abadi. cinta tidak dapat diukur dengan kata-kata karena ia didalam hati. bahkan hati saja tak pernah kita mengerti sedalam apa itu.
biaralah waktu bergulir dengan
caranya, dan bumi berputar pada porosnya untuk menghasilkan siang dan malam.
aku masih tetap berusaha untuk mewujudkan sebuah mimpi kecil yang telah kutata
sedemikian rapi. aku tidak tahu seberapa besar batu loncatan yang harus aku
tempuh demi mimpi yang mungil namun nyata kuinginkan.
aku melihat, sosok pengorbanan dua
manusia yang selalu ingin melihat yang terbaik buatku. mereka terus-terus
berkorban demi menyalakan sebuah lampu di laga kehidupan fana. mereka adalah
sepasang orang yang saling mencintai, mereka terpisah karena aku. mereka rela
membekukan luapan rindu, bertahun-tahun lamanya. dan aku hanya menjadi penikmat
diatas perjuangan mereka. yang aku lihat adalah mereka telah lama saling
menyimpan rindu. rindu ingin jumpa, rindu ingin menyentuh dan rindu ingin
bersama.
aku ingin menuntaskan cerita ini
dengan segera, agar rindu mereka bisa dituntaskan dengan segera pula. tapi
apalah daya. sang pemilik kuasa masih ingin melihat sampai sejauh mana
pejuangan kami. berkali-kali aku memohon kepada sang khalik sang maha pencipta,
agar cerita ini dipangkas saja. untuk menghapus bagian yang tidak perlu. hingga
dua orang yang saling mencintai ini tidak menunggu terlalu lama.
agar rasa kejam ini tidak terlalu
memburu, maka akan aku perjuangkan bagian dari peranku. agar drama ini menjadi
happy ending di kemudian hari.
Mulut hanya ingin berucap
"aku rindu"
perasaanku lurus dan nyata
bagai malam perindu sinar rembulan
ia semu dan tak berarah
aku ada bersamanya
namun hati dan pikiran tidaklah menjadi hakku
sering kali mulutnya berucap kata
"aku rindu"
tapi, bohong!
ia menggenggam tanganku
tapi, pura-pura!
sayang? nadaku lirih
selama rasa ini ada bersamamu,
kuizinkan kau untuk berbuat serakah dan hina
hanya karena mataku sedang bertopeng cinta
hingga benar dan salah menjadi tabu
"aku rindu"
perasaanku lurus dan nyata
bagai malam perindu sinar rembulan
ia semu dan tak berarah
aku ada bersamanya
namun hati dan pikiran tidaklah menjadi hakku
sering kali mulutnya berucap kata
"aku rindu"
tapi, bohong!
ia menggenggam tanganku
tapi, pura-pura!
sayang? nadaku lirih
selama rasa ini ada bersamamu,
kuizinkan kau untuk berbuat serakah dan hina
hanya karena mataku sedang bertopeng cinta
hingga benar dan salah menjadi tabu