secuil cerita mungil

  • September 14, 2016
  • By Husriatun Putri
  • 0 Comments



setelah terjatuh bangun aku dalam medan perjuangan, aku menemukan banyak sekali pengalaman yang akan menjadi bekalku untuk menempuh masa yang lebih cemerlang. aku, telah sepakat pada sebuah bayangan untuk tidak saling menghianati. kami harus saling mendukung dan mendorong untuk menjadi lebih baik. takan kubiarkan mainan ku sendiri menjadi pengahalangku untuk meraih mimpi. dan juga aku telah berjanji bahwa, aku takan hancur oleh waktu yang kadang menjadi musuh dan juga seratus lemparan batu untuk menjatuhkan sebuah semangat mungilku
biaralah waktu bergulir dengan caranya, dan bumi berputar pada porosnya untuk menghasilkan siang dan malam. aku masih tetap berusaha untuk mewujudkan sebuah mimpi kecil yang telah kutata sedemikian rapi. aku tidak tahu seberapa besar batu loncatan yang harus aku tempuh demi mimpi yang mungil namun nyata kuinginkan.
aku melihat, sosok pengorbanan dua manusia yang selalu ingin melihat yang terbaik buatku. mereka terus-terus berkorban demi menyalakan sebuah lampu di laga kehidupan fana. mereka adalah sepasang orang yang saling mencintai, mereka terpisah karena aku. mereka rela membekukan luapan rindu, bertahun-tahun lamanya. dan aku hanya menjadi penikmat diatas perjuangan mereka. yang aku lihat adalah mereka telah lama saling menyimpan rindu. rindu ingin jumpa, rindu ingin menyentuh dan rindu ingin bersama.
aku ingin menuntaskan cerita ini dengan segera, agar rindu mereka bisa dituntaskan dengan segera pula. tapi apalah daya. sang pemilik kuasa masih ingin melihat sampai sejauh mana pejuangan kami. berkali-kali aku memohon kepada sang khalik sang maha pencipta, agar cerita ini dipangkas saja. untuk menghapus bagian yang tidak perlu. hingga dua orang yang saling mencintai ini tidak menunggu terlalu lama.
agar rasa kejam ini tidak terlalu memburu, maka akan aku perjuangkan bagian dari peranku. agar drama ini menjadi happy ending di kemudian hari.



You Might Also Like

0 komentar