dalamnya lautan bisa diukur, isi hatimu siapa yang mengerti
- Juni 21, 2016
- By Husriatun Putri
- 0 Comments
Siapa yang perduli dengan apa yang terjadi pada hidup orang lain. hanya ketika aku berbicara “aku sakit” mereka akan mengerti.
Ada yang mengatakan bahwa jika kita berpikir
bahwa manusia berempati pada manusia yang lain hanya ada dalam pikiran, dalam
kenyataanya manusia itu serakah dan tidak pernah puas. bagaiamana ia akan
perduli terhadap apa yang sesamanya rasakan sementara ia hanya berfikir. Bagaiamana
cara mendapatkan keinginan yang tak ada habisnya. walau begitu, aku bersyukur
terlahir sebagai seorang insan manusia. Aku merasakan bagaiamana rasanya
dicintai, dibutuhkan, diperdulikan, bahkan di abaikan sekalipun.
Seringkali aku berfikir bahwa paling tidak
diusiaku yang masih sanggup berpijak diatas dunia ini ada satu orang yang bisa
kupercaya. ada satu orang yang bisa kujadikan tempat bersandar ketika aku
merasakan lelahnya berlari sepnajang hari karena mengejar waktu yang sangat
cepat berlalu, agar tidak menelanku. Tapi setiap aku bertemu seseorang,
mereka hanya menjadikanku stasiun tempat transit untuk menlajutkan perjalanan
ke rute selanjutnya. aku mengenal mereka, berbincang, akrab, dekat, lalu
menjauh, dan meninggalkan.
Mereka pergi tanpa aku bisa mempertahankan
mereka. Namun aku tetap menjadi orang berbahagia karena mereka tetap menjadi
tamu terhormat bagiku. kedatangan mereka banyak memberikan pengalaman dan
pengajaran. Andai saat ini aku belum mampu berkeliling dunia untuk mempelajari
isi dunia maka dari mereka yang datang dan pergi sudah cukup memberiku bekal
untuk terus sampai pada puncak yang ingin daki. Mereka bagai energi bagiku
untuk terus berjalan. aku yakin tidak ada satupun orang yang menyukai pekerjaan
yang tidak memberikan keuntungan. maka dalam hal ini akan kusimpulkan bahwa
tidak ada yang dirugikan dalam hal pertemuan dan perpisahan ini. Pertemuan dan
perpisahan adalah pembelajaran informal. dimana aku tak perlu duduk berjam jam
dibangku sekolah untuk mendapatkan pengetahuan tentang pertemuan
perpisahan.
Siapa yang mengerti hatiku terluka ketika aku ditinggalakan,
dan siapa pula yang perduli jantungku berdetak bahagia ketika kedatangan
seorang tamu. aku yakin mereka hanya menyimpulkan apa yang mereka lihat.
Maka, aku tidak perlu mengatakan bahwa hatiku
sakit bahkan airmataku mengalir ketika melihat mereka pergi meninggalkanku. Cukup
hatiku yang merasakanya.
0 komentar