Liburan Kuliah Tongkrongin Kantor Media


Liburan Kuliah Tongkrongin Kantor Media
Beberapa waktu Liburan kuliah lalu, aku mendapatkan kesempatan untuk bekerja di sebuah media walaupun sebagai anak magang dari pimpinan redaksi (cabang) media. Media berbasis online. Selama disana saya mendapatkan ilmu pengatahuan yang tak terbilang manfaatnya. Bagi saya pribadi. Magang di media membuat yang paham akan satu hal, bahwa setiap permasalahan muncul tidak selalu membawa mudharat.
Lihat saja, sudah banyak orang mengatakan betapa lucunya negeri ini. Mulai dari permasalahan ekonomi yang pasang surut, yang berdampak pada kesejahtraan hidup masyarakat, kriminal muncul dimana-mana, penjarahan harta benda, hingga tipu-menipu. Belum dengan permasalahan kegaduhan politik negeri, pemimpin yang sibuk merebut dan mempertahankan kekuasaan mencari sensasi untuk mendapat perhatian publik. Orang-orang sibuk menjadikan diri juri dalam kehidupan orang lain. disinilah, media mengambil peran sebagai intermediasi informasi.
Semua media berlomba-lomba mengejar jam tayang untuk menjadikan brand media berada di urutan ke-1 memuat semua berita yang bisa dimuat, tentu tidak cukup hanya sampai mengejar jam tayang. tidak semua berita yang dimuat akan dibaca semua oleh masyarakat. Lalu bagaimana cara menarik minat pembaca? tentu saja harus menyajikan berita yang menarik. Tidak ada media yang bersifat subjektif, berita ditulis berdasarkan sudut pandang seorang jurnalis. Satu informasi yang saya terima waktu itu adalah bahwa menyajikan informasi dengan berpihak kepada yang ramai, tentu hal ini berkaitan dengan pasar. Semakin banyak viewer dari suatu berita tersebut maka semakin tinggi bayaranya.
Berbicara tentang media, tentu berbicara tentang perusahaan. Semakin popularitas media tinggi semakin banyak yang melihat media tersebut, karena orang-orang akan berbicara mengenai tingkat kreadibilitas. Anggap saja berkembangnya suatu perusahaan tidak cukup hanyak dengan mengandalkan popularitas, tetapi juga membutuhkan sokongan dana untuk mengembangkan fasilitas pendukung. Investor biasanya akan lebih tertarik untuk menanamkan modal di media yang disebutkan diatas, tak jarang pula para investor yang sudah terlibat di dalam media juga ikut mengambil peran dalam hal keredaksian. Pemilik modal yang berkuasa, dan jurnalis hanya boneka yang menjalankan perintah. 
Apabila, hal ini terus berlanjut, sebentar lagi media bukanlah lagi menjadi intermediari informasi, melainkan sebagai agen propaganda masyarakat. sudut pandang seorang jurnalis akan membentuk berita sudut pandang dari pembacanya, seketika informasi diputar balikan faktanya maka masyarkatlah yang akan menjadi korban. Berbagai asumsi akan memunculkan pro dan kontra, kegaduhan terjadi dimana-mana karena permainan informasi media.ditambah dengan berita berita hoaks, dimana ketika judul berita tidak sesuai dengan konten berita. Persaingan adalah hal wajar dalam sebuah usaha, tetapi bersaing dengan tidak sehat hanya akan menimbulkan ironi dan perpecahan.       


You Might Also Like

0 komentar