Liburan Kuliah Tongkrongin Kantor Media
- Agustus 10, 2017
- By Husriatun Putri
- 0 Comments
Liburan
Kuliah Tongkrongin Kantor Media
Beberapa waktu Liburan
kuliah lalu, aku mendapatkan kesempatan untuk bekerja di sebuah media walaupun
sebagai anak magang dari pimpinan redaksi (cabang) media. Media berbasis online. Selama disana saya mendapatkan ilmu
pengatahuan yang tak terbilang manfaatnya. Bagi saya pribadi. Magang di media
membuat yang paham akan satu hal, bahwa setiap permasalahan muncul tidak selalu
membawa mudharat.
Lihat saja, sudah
banyak orang mengatakan betapa lucunya negeri ini. Mulai dari permasalahan
ekonomi yang pasang surut, yang berdampak pada kesejahtraan hidup masyarakat, kriminal
muncul dimana-mana, penjarahan harta benda, hingga tipu-menipu. Belum dengan
permasalahan kegaduhan politik negeri, pemimpin yang sibuk merebut dan mempertahankan
kekuasaan mencari sensasi untuk mendapat perhatian publik. Orang-orang sibuk
menjadikan diri juri dalam kehidupan orang lain. disinilah, media mengambil
peran sebagai intermediasi informasi.
Semua media
berlomba-lomba mengejar jam tayang untuk menjadikan brand media berada di urutan ke-1 memuat semua berita yang bisa
dimuat, tentu tidak cukup hanya sampai mengejar jam tayang. tidak semua berita
yang dimuat akan dibaca semua oleh masyarakat. Lalu bagaimana cara menarik
minat pembaca? tentu saja harus menyajikan berita yang menarik. Tidak ada media
yang bersifat subjektif, berita ditulis berdasarkan sudut pandang seorang
jurnalis. Satu informasi yang saya terima waktu itu adalah bahwa menyajikan
informasi dengan berpihak kepada yang ramai, tentu hal ini berkaitan dengan
pasar. Semakin banyak viewer dari
suatu berita tersebut maka semakin tinggi bayaranya.
Berbicara tentang
media, tentu berbicara tentang perusahaan. Semakin popularitas media tinggi
semakin banyak yang melihat media tersebut, karena orang-orang akan berbicara
mengenai tingkat kreadibilitas. Anggap saja berkembangnya suatu perusahaan
tidak cukup hanyak dengan mengandalkan popularitas, tetapi juga membutuhkan
sokongan dana untuk mengembangkan fasilitas pendukung. Investor biasanya akan
lebih tertarik untuk menanamkan modal di media yang disebutkan diatas, tak
jarang pula para investor yang sudah terlibat di dalam media juga ikut
mengambil peran dalam hal keredaksian. Pemilik modal yang berkuasa, dan
jurnalis hanya boneka yang menjalankan perintah.
Apabila, hal ini terus
berlanjut, sebentar lagi media bukanlah lagi menjadi intermediari informasi,
melainkan sebagai agen propaganda masyarakat. sudut pandang seorang jurnalis
akan membentuk berita sudut pandang dari pembacanya, seketika informasi diputar
balikan faktanya maka masyarkatlah yang akan menjadi korban. Berbagai asumsi
akan memunculkan pro dan kontra, kegaduhan terjadi dimana-mana karena permainan
informasi media.ditambah dengan berita berita hoaks, dimana ketika judul berita
tidak sesuai dengan konten berita. Persaingan adalah hal wajar dalam sebuah
usaha, tetapi bersaing dengan tidak sehat hanya akan menimbulkan ironi dan
perpecahan.
0 komentar