Setelah kemajuan teknologi dan intelektual, berbagai
kreativitas muncul dan menghiasi anak anak muda zaman sekarang. Salah satunya
fashion, indonesia kini telah menjadi kiblat gaya berbusana khususnya busana
muslimah di mata asia tenggara. Banyaknya disain disain kreatif yang
memunculkan model model baru dalam berbusana, berbagai steyle dalam berbusana membuat para muslimah tampak lebih anggun
dalam menggunakan busana yang menutup aurat.
Hal
ini berdampak positif di kalangan muslimah, karena semakin banyak perempuan
indonesia yang hijrah. Pada awalnya mereka tidak berhijab kini berkat eloknya steyle
berbusana menggunakan hijab menarik
mereka untuk menggunakan hijab. Trend
berbusaha Ini merupakan alternatif dakwah untuk mengajak kaum muslimah menutup aurat.
Menutup
aurat bukanlah perintah rasullah saw yang akhirnya akan melahirkan hukum sunnah
melainkan perintah lansung dari Allah SWT sehingga wajiblah hukumnya. Allah berfirman
dalam surat al ahzab ayat 59 tentang kewajiban seorang wanita atau muslimah
untuk menutup aurat. Oleh karenanya menutup aurat wajib hukumnya bagi setiap
muslimah.
Di
Indonesia, islam menjadi agama mayoritas penduduknya. Sehingga wajar saja
indonesia menjadi kiblat fashion di Asia Tenggara saat ini. berbagai model
berbusana telah menampakan keanggunan dan kecantikan bagi kaum muslimah di
indonesia. Akan tetapi di beberapa tempat di Indonesia banyak yang masih salah menaruh persepsi tentang berhijab.
Sebagai
contoh, masyarakat Masyarakat di desa,
mereka mengatakan bahwa hijab itu bagian dari fashion atau kelengkapan dari
berbusana. Sehingga budaya masyarakat banyak yang menggunakan hijab saat akan
berpergian keluar rumah yang ukuran jarak jauh. Akan tetapi ketika ia berada di
rumah, ia tidak lagi menggunakan hijab. meskipun di depan laki laki yang bukan mahromnya, bagi mereka itu bukan
masalah. Persepsi masyarakat tentang
berhijab yang salah bahwa berhijab itu hanya bagian dari fashion,
sehingga mereka hanya menggunakan hijab saat saat tertentu.
Beberapa
waktu yang lalu, di desa tempat saya tinggal, di Lombok Tengah. Saya mengikuti
sebuah kajian jamaah muslimah. Rata rata usianya sudah 25 tahun ke atas, dan ada
beberapa ikhwan yang memimpin dan sebagai pendamping pengajian.
Agenda
ini telah berjalan sejak lama, kegiatanya berlansung setiap ahad malam senin.
Kegiatanya berupa membaca surat yasin bersama, dilanjutkan dengan penyampaian kultum oleh
ikhwan, lalu akan di tutup dengan do’’a sekaligus pengumuman pengumuman (Apa
bila ada).
Pak haji yang biasa menyampaikan dakwah di
dusun juga menghadiri acara tersebut. kebetulan malam ini beliau menyampaikan
kultum tentang kewajiban menutup aurat bagi kaum muslimah. Inti yang masih
tercatat dalam memori saya tentang kajian malam itu adalah rasullah Saw saja
memperjuangkan agama islam sampai puluhan tahun dengan pertumpahan darah, lalu
mengapa kita sebagai muslimah yang sudah merdeka hanya untuk mengenakan hijab
untuk menutup aurat saja sangatlah sulit.
Setelahnya,
saya mendengar celetukan dari beberapa Ibu Ibu yang duduk di samping saya, menjawab
dengan nada guyon. “gerah pak uztad kalau menggunakan hijab terus terusan ”disambut
lagi dari beberapa ibu yang lainya mengeluh dengan permasalahan yang sama.
Ini menjadi fenomena penting, karena agama islam yang
mereka bawa adalah agama sejak lahir. Hidup mati mereka di agama islam. Mereka
menjalankan rukun islam dan mereka sangat mencintai agama islam, mereka tekun
dalam mempelajari agam islam akan tetapi mereka tidak pandai menerapkanya dalam
kehidupan mereke.
Kebiasaan lain yang saya temukan di masyarakat desa juga
adalah, ketika mereka menggunakan hijab hanya di depan orang orang tertentu
seperti uztad, tuan guru (orang yang memiliki banyak ilmu pengetahuan agama). Miris
bukan?
Lalu diantara fen0mena
yang tersaji, apa yang salah? Keiamnan yang kurang? Atau dakwah yang perlu di
pertajam?.
0 komentar