Kecewamu adalah sesalku

Semakin lama hubungan itu berlalu, kian banyak penyesalan yang mendera. Entah, seberapa lama aku akan terkurung dalam bidik penyesalan ini. sikap bodohku telah menyia-nyiakan DIA yang menjadi bagian penting bahkan kujadikan bagian dari setiap nafasku. Namun, sang maha pembolak-balik hati menghampiriku. aku menyia-nyiakanya begitu saja tanpa perduli bahwa selama ini dia orang yang selalu melindungiku, mencintaiku dan menjagaku. Ada ingatan lain yang membuatku melalaikan tentang dia sehingga kubiarkan ia berlalu begitu saja. Saat ia beranjak pamit pergi dari sisiku. Aku tak dapat menahanya, aku bahkan tidak akan bisa untuk merengkuhnya dengan suara bahkan dengan cara. Karena sesungguhnya hubungan ini telah menjadi sangat sensitif semenjak kamu nyatakan hubungan ini telah resmi menjadi milik kita berdua. Namun, tetap saja keputusan itu ada ditangan kananmu.
***
Jika ada yang patut untuk dipersalahkan atas berlalunya hubungan ini karena salah siapa? Maka akulah orangnya. Kamu tidak pernah salah untuk meminta hubungan ini berakhir. Tetapi, hubungan yang kamu minta untuk berjalan sendiri sendiri kembali ini adalah seakan merenggut bagian dari jiwa hidupku.
Kamu tak pernah salah jika kamu saat ini jatuh ketangan wanita lain.  karena akulah yang sesungguhnya membuatmu melarikan diri.  Aku  tak mampu menjagamu dan membuatmu bertahan disisiku. Aku yang mengabaikan kehadiranmu sehingga  kubuat posisimu sedemikian tak nyaman dihidupku.
Jika ada yang patut di katakan sebagai seorang bajingan akulah dia. Aku yang tidak mampu mengendalikan diriku agar tidak selalu menyakitimu dengan caraku. Aku yang selalu menginginkan ini dan itu dan kamu selalu tersiksa atas apa yang menjadi inginku.
Bahkan aku sendiri mengetahuinya kendati mencintaimu bagaikan berselimut di musim hujan karena sungguh aku sangat mencintaimu. Sedikitpun tak pernah ada niat untuk berpaling dihadapanmu. Dan selama aku hidup berdiri disampingmu, inginku adalah menjaga hubungan yang sensitif ini agar tidak menjadi kenangan semata. Namun pada akhirnya terlampau menjadi kenangan. Baru kusadari, hadirmu bukan hanya sekedar sebagai teman hati untuk menikmati perjalanan kisah-kasih sebuah cinta. Terlalu banyak peran yang kau mainkan di hidupku. Tiada kata lelah kamu hanya untuk membuat wanita sepertiku bahagia. Sungguh Tiada ampun bagi seserang sepertiku!
Dan kini apa yang harus aku lakukan agar penyesalan ini tidak sedemikian membayangi. Telah kukatakan berkali-kali aku bahkan mengetahuinya bahwa aku telah melakukan begitu banyak melukaimu. tetapi sungguh aku tidak menyadarinya kalau kamu akan begitu sakit oleh sikap yang tak kusadari itu.
***
Sayang? kamu adalah orang yang tak pernah bisa aku usir dari hatiku. Kendati mulutku berbicara mengatakan sudahlah luapakan saja dia. Namun hatiku merasa demikian sakit seolah berontak tak setuju dengan apa yang dinginkan logika. Dan seketika itu mulut berucap kembali mengatakan nantikan saja dia pada pertemuan selanjutnya. Entah bagaiamana aku akan mengakuinya bahwa hatiku inginkan iya. Iya begitu saja, karena kamu tidak akan mengetahui suatu saat nanti waktu akan berbalik berpihak atas dirimu dan dirinya kemudian mengumpulkan keping keping hati yang tengah terpecah dan berantakan saat ini.
***
Andaikata mulut ini berucap kata “Aku takut” apakah itu masih berguna?
Aku takut penyesalan ini tak akan berakhir sampai usiaku selesai, aku takut penyeselan ini tak akan pernah aku lupakan. Iya, benar kata orang bahwa “karma itu tidak pernah salah alamat”. Kini kurasakan karma ini terus menyiksa hati dan pikiranku. Hingga jiwa tak lagi mampu menimang dirinya
Andai saja, kamu mau berbalik arah satu kali lagi untuk melihat hidupku yang sudah tak punya warna ini. tak akan kubiarkan sedikitpun celah untuk diriku menyakititmu. Aku ingin terus berada disisimu untuk menjagamu untuk saling melengkapi apa saja yang kurang diantara kita.
Aku terus menerka-nerka.  apakah rasa kecewa yang begitu dalam itu membuatmu dapat mengingat siapa aku dimasa lalumu? Atau kamu hanya mengingatku sebagai luka yang tak akan pernah sembuh karena sikapku yang terlampau sering menyaikitimu. Atau bahkan untuk mengingatku saja sudah membuatmu sangat merasa jijik. Apa aku begitu sampah dimatamu. Sedangkan kamu bagai permata dihatiku yang selalu inginku jaga agar tak tercuri oleh orang lain. agar hanya aku saja yang memilikinya. Aku saja yang melihatnya. Dan aku saja yang terus menggunakanya.
Egoiskah? baiklah, jika yang demikian itu egois aku ingin hidup bersamamu dengan kebebasan kita masing masing asalkan kamu selalu menjaga  hubungan yang sensitif ini. agar ia selalu dalam dekapan kita.
Hari berlalu dengan sangat lambat, kurasakan setiap hari adalah mendung, curam, bahkan hujan selalu mencuri ingatanku pada kenangan kenangan. Ia terus memutar dirinya tanpa jeda. Sementara hati dan pikirinku saling menyiksa satu sama lain. Hatiku yang terlampau sering menyakiti dirinya ketika logika terus menolak inginya hati. Sedang logikaku yang tak pernah tega melihat hati yang terus-terus teriris karena luka yang tak kunjung sembuh.
Kukatakan pada hatiku. Sudahlah jangan terlalu banyak berhayal tentang dirinya. Karena memoriku sudah tak kuat menampung kenangan yang terus kamu putar.
Wahai jiwa yang sedang terlunta-lunta, Lihatlah kedepan. Ada masa yang lebih indah dan bersinar yang masih membutuhkanmu. Sementara kamu. hai, hati hanya akan menikmati dari proses yang kulewati. Sembari kata logika. Jika hari ini kulalui dengan proses yang tersendat sendat karena terhalang oleh inginmu yang terus mengingat masa lalumu itu. Maka bukan hanya kamu dan aku sebagai logika yang hancur. Jiwa yang kita tumpangi ini juga akan hancur dan takan bisa menyelamatkan dirinya.  

 

You Might Also Like

0 komentar