Ikut
organisasi itu merupakakn Hobi yang tak pernah membosenkakn bagiku, aku sukak
mengikuti berbagai Jenis organisasi di kampus. Namun untuk organisasi yang 1 menyita
waktuku super sekakli dan tenagaku. Selama joint
dalam organisasi HMJ ini, aku mendapatkakn sejumlah pengalaman yang menarik,
baik belum pernah ku dapatkakn dari SMA dan yang sudah-sudah. Aku diajarkakn bagaiamana
menyelesaikakn persoalan-persoalan dalam berkelompok, bagaimana memanfaatkakn
barang terbatas dengan keinginan mahasiswa yang tak pernah terbatas, dan ada 1
hal yang menarik dari pengalaman ini.
Sejak
awal ikut organisasi HMJ, orang yang paling dekat dengaku adalah Kak Jeni,
seorang wanita hijaber orangnya sopan, enak ketika diajak berbincang. Dulu
sebelum resmi bergabung dalam organisasi HMJ ini ada beberapa tahap yang harus kami
lalui seperti halnya makrab, pelatihan organisasi, pelatihan kepemimpinan
dasar, pembekaklan dan lain-lain.
Kebiasaan Organisasi atau UKM adalah
Junior yang lolos tergabung dalam organisasi tersebut harus melewati tahap yang
wajib bagi semua junior yaitu MAKRAB. Hal yang sudah meanstream ditelingaku. Dimana acara senior bertindak seenak
jidatnya untuk menyuruh kami sebagai junior ini dan itu. nanti ujung-ujungnya
semuah sudah di regulasi oleh para senior yang berperan sebagai panitia.
“tetap saja, maksudnya memang untuk acting tapi semua adegan yang didalamnya
merupakan kenyataan kakak, kami terjajah bagaikakn penjajahan tahun sebelum
kemerdekakan datang, kami disuruh bawa peralatan-peralatan yang super rempong
dan membebani kami”
Siang
ini akan ada pelatihan dasar organisasi, namun pada saat itu aku sedang capek
sekali apa lagi kalau asmaku sudah kambuh, aku sudah tidak bisa berbuat
apa-apa. Pada saat acara sedang berlansung tiba-tiba aku merasa pusing dan tak
kuat berdiri. Akhirnya aku lemas dan tak sadarkakn diri.
Tak tahu apa yang terjadi, aku sudah
melihat diriku berada di ruang kesehatan. Sekitar 10 menit berlalu aku bangun
dari tidur sesaatku, dari pingsanku, orang yang pertama kakli aku lihat pada
saat itu disampingku adalah kak Jeni dan kak Riki.
“aku diamana ?” (rada-rada pusing, berusaha
terbangun dari tempat tidur)
“kamu istirahat aja dulu dek”(merangkulku dari belakakng)
Melihat senyum
manis terlontar dari bibir kak Riki yang sedang duduk disamping ranjangku,
sekilas aku hatiku berkakta “ternyata dia manis juga”.
“tadi aku pingsan
ya kakk ?”
“iya dek, kalau capek
lain kali bilang ya, jangan dipaksakan” (jawab kak Jeni, sambil memijit pelan
punggungku)
“iya kak” (muka
rasa bersalah)
Malem ini api unggun akan dikobarkakn,
itu pertanda acara TO (training
organisation) akan berakhir semua teman-teman. Asyik menikmati malam, ada yang
bernyanyi sambil bermain gitar, ada yang berjoget menikmati api unggun dengan
music-music klasik dan ada pula yang ngerumpi. Disana aku melihat kak Riki
sedang asyiknya bersama panitia yang lain untuk bermain gitar sambil menyanyikakn
lagu Rosa “Menunggu”.
Hasrat ingin tahu tentang laki-laki
yang satu ini, keingintahukan ku tentang dia sangat tinggi, berawal dari
senyuman manis yang ia torehkakn padaku hingga malem ini aku mulai penasaran
dengannya. Sambil senyum-senyum sendiri aku melihatnya
“hey....” (mengagetkakn)
“eh, kak Jeni bikin
kakget saja”
“kakmu kenapa engga
ikut gabung sama teman-temanmu yang lain ?”
“enggak mba, lagi
senang sendiri aja”
“kok dari tadi kakak
perhatiin, iana melihat kakk Riki terus?”(sambil tersenyum)
“engga ada kakk,
senang saja ngeliat orang main gitar”
“kak Riki itu cowok
yang paling unik diantara semua cowok 1 organisasi HMJ, baik dari sikap dan etikaknya
selalu saja tampil beda, dia juga memiliki banyak hobi yang menarik seperti
menulis, suka berpetualang, pintar bernyanyi, bermain gitar, orangnya cerdas
dan seperti yang kamu lihat sekarang selalu tampil rapi”
“oh gitu ya kak”
(kepalaku menganguguk-angguk)
Malem ini semua panitia maupun
peserta TO bebas mau tidur dimana saja asalkakn masih dalam kewajaran putra
dengan putri. Buru-buru aku kekamar kak Jeni untuk minta tidur bareng, karena
siapa tahu bisa mendengar cerita tentang kak Riki dari kak Jeni lagi.
“kak jen, aku tidur
sama kakak malem ini ya, dikamarku penuh sama peserta-peserta dari berbagai kamar”
“silahkakn
sayang”(sambil tersenyum)
Sayangnya malem ini kak Jeni tidak
bercerita apapun tentang kak Riki, justru pembahasanya jauh diluar dugaan,
namun aku tetap tertarik karena sedikit tidak membuka wawasanku, karena kak Jeni
juga selain facenya yang cantik dia cewek
cerdas kuliah full beasiswa. Kami searhing tentang ini itu,
pengalaman-pengalaman selama mengikuti organisasi, perjalanan hidup bagaimana
kerasnya kehidupan yang ia jalani. Sampai kami tertidur pulas dan keesokakn
harinya kami bersiap-siap untuk pulang.
1 minggu kemudian....
“harap untuk
menghadiri rapat HMJ besok untuk membahas tentang program kerja selanjutnya”
“ye ye ye.... mendekaktlah Hari
esok” buru-buru aku sms kak Jeni untuk mengajak agar besok menghadiri rapat
HMJ, aku senang sekakli bertemu dengan kak Jeni, tidak sabar untuk saling berbagi
cerita. Kak Jeni sudah seperti kakakkku kakrena dari sekian banyak tugas dari
HMJ kakdang-kakdang membingungkakn membautku ling-lungm, kak Jenilah solusinya
hehe...
Hingga keesokakn harinya, rapat HMJ
jam 4 sore di sekretariat HMJ HMEKPI (himpunan mahasiswa ekonomi keuangan dan
perbankan islam) kak Riki memulai rapat dengan membahas rancangan kerja untuk
organisasi HMEKPI kedepanya.
“loh.... kok yang
datang rapat cuman segini ? yang lain
pada kemana ki” (tanya kak Riki)
“engga ngerti,
kemarin smsnya sudah tersbar luaskakn keseluruh anggota”(jawab Rizki)
Riki diam
sejenak.....
Kami semua semakin
diam melihat kak Riki yang diam seakakn membawa api yang ingin disemburkakn
kepada kami semua, Terutama anggota bar.
“begini saja... ini
peraturan baru dalam organisasi ini. Mulai pertemuan selanjutnya siapa saja
yang tidak hadir tanpa keterangan yang jelas akan dikenakakn denda sebesar Rp.
20.000 dan bagi yang terlambat lebih dari 20 menit dihitung dari mulainya
rapat, makak akakn dikenakakn denda Rp. 5.000 ada komentar ?”
Rizki mengacungkakn
tanganya “apa itu tidak memberatkakn
mahasiswa ?”
“kenapa harus
memberatkakn ?, justru ini akan melatih kedisiplinan kaklian semua. Terutama
anggota baru, jangan karena kalian junior disini kalian keluar masuk pintu
organisasi ini seenak hati kalian. Kita ikut organisasi tidak hanya untuk
melatih skill dan kemampuan kita,
tapi untuk melatih kedisiplinan kita. Terlambat 20 menit. Waktu 15 menit akan
kita pakaki untuk menunggu anggota yang belum stay disini dan 5 menit sejak dimulai rapat anggota belom datang
juga maka akan dikenakan denda sebesar 5 ribu. Uangnya akan dimasukakn ke uang kas”
Akhirnya
dengan pertimbangan yang matang semua suara jadi satu. Rapatpun selesai dan agenda hari ini belum
berakhir sampai disitu. Ada kegiatan bersih-bersih sekre dan penataan kembali
ruangan. Nariana terlihat bersemangat, disamping bisa ngobrol-ngobrol sama kak Jeni
juga bisa melihat kak Riki. Kesempatan yang tidak boleh dilewatkakn
“dek... minta tolong temenin kakak beresin buku-buku
ini” (tegur Riki)
“ia kak...” (nariana salting)
“dek kamu waktu itu yang pingsankan? “
“iya kak” (engga bisa diam sambil senyum-senyum)
“Kamu suka nulis engga dek?”
“nulis apa kak?”
“buat kakrya tulis ?”
“iya, aku hobi banget kak”
“aku juga suka menulis, tentang karya sastra, ilmiah
juga tapi kadang-kadang.”
Serasa ingin meledak, darimana datangnya
rasa yang tak biasa ini. Adakakah ini yang dinamakkn sukak pada padangan
pertama. Tak lama kemudian kak Jeni datang menghampiriku
“Mas? Dek iana disini juga ternyata”
“hehe iya kak, sini kak bantuin bere-beres”
Entah kenapa terasa ada yang berubah,
keadaan yang tadi membuatku benar-benar merasa sangat bahagia sekarang menjadi seperti
ini, apa lagi setelah meilhat kedua kakak ini asyik ngobrol seakakn tak
mempedulikakn ku, ada rasa sebal. Ada rasa tidak enak dan sakit. Namun aku
belum mengerti pasti yang sebenarnya. Suatu
hari aku coba melayangkakn beberapa pertanyaan kepada kak Jeni, tentang kak Riki
“kak Jeni, kak Riki itu baik ya?”
“iya sayang, dia mah baik sama semua orang”
“tapi kak Jeni sadar engga kalau sikakp kak Riki itu
beda sama kakak dibandingkakn ke kakak-kakak yang lain ? ”
“iya, kakak ngerti maksud kamu dek,,, emang kakak
ngerasa juga begitu kakakkpun juga mengerti tentang perasaan mas Riki ke aku,
dulu kakak pernah diajak mas Riki mendaki berdua ke bromo. Ia mengatakakn “ini
pertama kalinya bagiku” Disana aku sudah mulai merasa kalau ada rasa yang tidak
biasa, akupun juga merasakakn hal yang sama. namun ketidak beranian 1 sama lain
untuk saling mengakui membuat ku tak begitu banyak berharap. Akupun juga
memiliki rasa yang sama terhadapnya dek. Tapi sayang rasa ini tak bisa terbalas
setimpal. Aku juga tak mau saling menyakiti. Meskipun diawal itu memang rasa
bahagia. Jauh sebelum kamu masuk diorganisasi ini kami sudah saling menyukai.”
Aduh...aduh... apakah aku telah menaruh
hati pada orang yang salah ?. Rasanya tidak enak karena pada saat itu kak Riki pun
pernah membahas tentang kak Jeni, namun aku tidak pernah berfikir untuk sampai
sejauh itu. Karena memang aku tidak mengeti soal percintaan. Baru kakli ini ada
orang yang mampu menarik prhatianku sebegitu mendalam. Namun semua akan menjadi
sia-sia saja, jika hanya aku yang merasakakn semua ini.
kak Jeni telah ku anggap sebagai sahabat
sekaligus sebagai kakakku sendiri. Seperti sebuah rasa yang tak terbalaskakn.
Aku mengasihi dia dan orang lain mengasihi dia dan dia mengasihi orang lain
tanpa melihatku. Dia tak pernah melihatku, dia hanya melihat orang yang
didepanya tanpa memperdulikakn aku yang ada disampingnya, namun dia hanya
melihatku tidak lebih dari seorang adek dan anggota MHJ.
Aku tak begitu mengerti arti dari
sebuah rasa suka. Yang aku tahu ketika aku di dekaktanya aku merasa nyaman dan
bahagia. Aku tak berharap memilikinya
saat ini. hanya saja aku ingin dia memberikakn respon positif atas rasaku. Aku
menyukai dia bukan tanpa alasan yang tak jelas. Aku menyukainya bukan karena face yang menarik. Namun karena ada sisi
yang menarik sebelumnya yang tak pernah ku lihat dari laki-laki manapun, ia mampu
rapuhkan pendirianku. dari perilakunya, solidaritasnya yang tinggi. Kakrakternya
membuatku merasa terpaku susah untuk berpaling.
perhatianya, sikapnya, kata-katnya yang
begitu lembut dan mampu membuatku luluh saat itu juga. Namun satu harapanku,
tidak perlu dia menjadi miliku sekarang, tak perlu dia menjadi kekasihku, tak
perlu dia harus menjadikan aku orang yang penting baginya. Namun suatu saat
ketika masanya tiba aku ingin dia menjadi milik ku seuutuhnya.
0 komentar